LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN BAHAN TAMABAHAN DAN LOGAM BERAT PADA MAKANAN
|
Mata Kuliah |
: Penyehatan
Makanan dan Minuman |
|
Dosen |
: Khiki
Purnawati Kasim, SST, M.Kes |
LAPORAN
PRAKTIKUM
PEMERIKSAAN
BAHAN TAMABAHAN DAN
LOGAM
BERAT PADA MAKANAN
OLEH
:
PO.71.4.221.20.1.045
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INODNESIA
POLITEKNIK KESEHATAN
MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN
LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI SARJANA
TERAPAN
TINGKAT II A
2022
PEMERIKSAAN KANDUNGAN
RHODAMIN-B PADA KUE BOLU KUKUS
Hari/tanggal : Jum’at,
11 Februari 2022
Waktu
: 14.00-16.00 WITA
Lokasi
: Laboratorium kimia jurusan kesehatan
lingkungan
A. Dasar
Teori
Rhodamin B adalah salah sati zat pewarna
sintesis yang biasa digunakan pada industri tekstil dan kertas. Zat ini
ditetapkan sebagai zat yang dilarang penggunanya pada makanan melalui Menteri
Kesehatan (PERMENKES) No. 239/Menkes/Per/V/85. Namun penggunaan Rhodamin dalam
makanan masih terdapat dilapangan. Contoh BPOM di makassar berhasil menemukan
zat Rhodamin B pada kerupuk, sambal botol, dan sirup melalui pemeriksaan pada
sejumlah sampel makanan dan minuman. Beberapa sifat berbahaya dari Rhodamin B seperti
menyebabkan iritasi bila terkena mata, menyebabkan kulit iritasi dan kemerahan
bila terkena kulit hampir mirip dengan sifat dari klorin yang seperti
disebutkan diatas berkaitan dengan rhodamine B.
Adapun ciri-ciri makanan yang mengandung
rhodamine B, yaitu :
1. Warna
kelihatan cerah (berwarna warni) sehingga tampak menarik
2. Ada
sedikit rasa pahit (terutama pada sirop/limun)
3. Muncul
rasa gatal di tenggorokan setelah mengonsumsinya
4. Baunya
tidak alami sesuai makanannya
5. Harganya
murah seperti saus yang cumin dijual Rp. 800 rupiah per botol.
Rhodamin B sendiri terdapat ikatan dengan
klorin (Cl) yang dimana senyawa klorin ini merupakan senyawa anorganik yang
reaktif dan juga berbahaya. Ditemukannya bahaya yang sama antara rhodamine B
dan klorin membuat adanya kesimpulan bahwa atom klorin yang ada pada rhodamine
B yang menyebabkan terjadinya efek toksik bila masuk ke dalam tubuh manusia.
B. Hasil
Pada pemeriksaan yang telah dilakukan di
laboratorium kimia Jurusan Kesehatan Lingkungan hasil yang didapatkan pada
Rhodamin B (negatif) tidak terkontaminasi pada kue bolu kukus.
C. Analisa
Hasil
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan pada
sampel kue bolu kukus yang diambil dari salah satu penjual jajanan kue, dengan hasil yang didapatkan adalah negatif
mengandung rhodamin B. Hasil setelah dilakukan pengujian di laboratorium kimia
untuk melihat sampel mengandung rhodamin b atau tidak.
Adapun ciri-ciri pangan sampel yang diambil sangat
berbanding terbalik dengan ciri-ciri umum makanan yang mengandung rhodamin B
seperti ada sedikit rasa pahit apabila dikonsumsi, ada rasa gatal ditenggorokan
pada saat dikonsumsi, baunya tidak alami sesuai bau makanannya, dan warna
kelihatan cerah sedangkan sampel yang diuji pada saat dikonsumsi tenggorokan
tidak terasa gatal dan bau pada kue tersebut masih sangat terasa. sampel
diperiksa menggunakan test rhodamin B mulai dari dihauskannya sampel sampai
dengan penambahan reagen rhodamin B
sebanyak 2 tetes, hasil tidak terlihat
setelah penambahan reagen rhodamin B dan tidak terjadi perubahan warna menjadi
putih kebiruan, pada sampel sehingga dapat dikatakan bahwa sampel yang diuji
tidak mengandung Rhodamin B atau aman untuk dikonsumsi masyarakat.
D. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan sampel kue bolu
kukus negatif mengandung rhodamin B sehingga aman untuk dikonsumsi.
E. Saran
Dari hasil yang diperoleh bahwa kue tersebut tidak
mengandung rhodamin B, sebaiknya kita dan khususnya para pedagang selalu
menjaga dan meningkatkan kualitas makanan dengan tidak menggunakan bahan- bahan
tambahan seperti pewarna makanan.
PEMERIKSAAN KANDUNGAN METHYL YELLOW PADA ES KIKO
Hari/tanggal : Jum’at,
11 Februari 2022
Waktu
: 14.00-16.00 WITA
Lokasi
: Laboratorium kimia jurusan kesehatan
lingkungan
A. Dasar
Teori
Methyl Yellow merupakan
bahan pewarna sintetik berupa sebuah yang berwarna kuning kecoklatan. Senyawa
Methyl Yellow adalah suatu azo amon aromatik yang memiliki bobot molekul
375,38 g/mol dan rumus molekul C18H14N3NaO3S
(Alsuhendra & Ridawati, 2013). Pewarna Methyl Yellow tidak boleh
digunakan sebagai pewarna produk tekstil, cat kayu, cat Lukis, wol, nilon,
kulit, kertas, aluminium, detergen, kayu, bulu, dan kosmetik. Akan tetapi, para
produsen yang tidak bertanggung jawab atau berbuat curang karena harganya yang
relative murah telah menyalahgunakan Methyl Yellow sebagai pewarna
makanan karena juga menghasilkan warna kuning cerah dan menarik. Produk yang
sering ditambah Methyl Yellow adalah minuman, sirup, pisang goreng, dan
manisan buah (alsuhendra & Ridawati, 2013). Ciri-ciri makanan yang
mengandung pewarna kuning Methyl Yellow adalah makanan berwarna kuning
mencolok dan cenderung berpendar serta banyak memberikan titik warna karena
sifatnya yang tidak homogen.
B. Hasil
Berdasarkan pemeriksaan Methyl
Yellow yang dilakukan pada hari Jumat, 11 Februari 2022 yang dilakukan
dilaboratorium kimia Poltekkes Kemenkes Makassar yang dinyatakan negative (0)
tidak didapatkan Methyl Yellow yang terdapat pada kiko kuning.
C. Analisa Hasil
Dari
hasil pemeriksaan kandungan methanil yellow pada sampel Es Kiko yang diperoleh
dari salah satu warung jajanan
didapatkan bahwa es kiko yang kami periksa negatif mengandung metanil yellow.
makanan dan minuman yang menggunakan pewarna metanil yellow tidak akan
dibungkus secara bagus atau rapi sampel tersebut masih dalam kemasan tanpa adanya
kerusakan pada pembungkus kemasan tersebut sehingga sampel masih murni buatan pabrik dan tidak Adanya
kemungkinan penambahan pewarna tekstil yaitu metanil yellow pada sampel
tersebut, ciri-ciri makanan yang tidak mengandung pewarna makanan testil
seperti metanil yellow yaitu warna pada minuman atau makanan merata (homogen).
D. Kesimpulan
Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa es kiko
tersebut tidak mengandung methanil
yellow sehingga aman dan layak untuk dikonsumsi.
E. Saran
Es
kiko merupakan minuman yang disukai dikalangan anak-anak, sehingga kualitas dan
kelayakan es tersebut harus pertahankan dengan tidak menambahkan pewarna
makanan dan minuman yang dapat membahayakan kesehatan.
PEMERIKSAAN KANDUNGAN FORMALIN PADA UDANG
Hari/tanggal : Jum’at,
11 Februari 2022
Waktu
: 14.00-16.00 WITA
Lokasi
: Laboratorium kimia jurusan kesehatan
lingkungan
A. Dasar Teori
Formalin adalah
larutan formaldehid dalam
air dengan kadar
37% yang biasa di gunakan untuk
mengawetkan sampel biologi atau mengawetkan mayat.Formalin merupakan
bahan kimia yang
disalahgunakan pada
pengawetan tahu,mie basah, dan
bakso (Djoko, 2006)
Formaldehid (HCOH)
merupakan suatu bahan kimia dengan berat molekul30,03 yang pada suhu kamar dan
tekanan atmosfer berbentuk gas tidak berwarna, berbau pedas (menusuk) dan
sangat reaktif (mudah terbakar). Bahan ini larutdalam air dan sangat mudah
larut dalam etanol dan eter (Moffat, 1986).Formalin sudah
sangat umum digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.Apabila digunakan secara benar,
formalin akan banyak kita rasakan manfaatnya,misalnya sebagai
antibakteri atau pembunuh
kuman dalam berbagai
jeniskeperluan industri, yakni pembersih lantai, kapal, gudang dan
pakaian, pembasmilalat maupun berbagai
serangga lainnya. Dalam
dunia fotografi biasanyadigunakan sebagai
pengeras lapisan gelatin
dan kertas. Formalin
juga seringdigunakan sebagai
bahan pembuatan pupuk urea, bahan pembuat produk parfum, pengawet bahan
kosmetika, pengeras kuku. Formalin boleh juga dipakai sebagai bahan pencegah
korosi untuk sumur minyak. Di bidang industri kayu, formalindigunakan sebagai
bahan perekat untuk
produk kayu lapis
( polywood ). Dalamkosentrasi
yang sangat kecil (< 1%) digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang
konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut,
perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dankarpet (Yuliarti, 2007).
Produsen sering kali
tidak tahu kalau penggunaan formalin sebagai bahan pengawet makanan tidaklah
tepat karena bisa menimbulkan berbagai gangguankesehatan bagi konsumen yang
memakannya. Formalin biasa digunakan : Pengawet mayat/ jaringan, pembasmi lalat
dan serangga pengganggu lainnya, bahan pembuatan sutra sintetis, zat pewarna,
cermin, kaca, pengeras lapisan gelatin dan kertas dalam dunia Fotografi, bahan
pembuatan pupuk dalam bentuk urea, bahan untuk pembuatan produk parfum, bahan
pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku, pencegah korosi untuk sumur minyak,
dalam konsentrasi yang sangat kecil (kurang dari 1%), Formalindigunakan sebagai
pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih barang rumah tangga,
cairan pencuci piring, pelembutkulit, perawatan sepatu, shampoo mobil, lilin,
pasta gigi, dan pembersih karpet, digunakan di industri tekstil dan kayu lapis.
B. Hasil
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan
di laboratorium kimia Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar
hasil yang didapatkan pada jenis sampel udang yang terdapat pada pasar salah
satu yang terdapat pada kota Makassar yaitu Positif (3 mg/ml) terkontaminasi
adanya formalin.
C. Analisa Hasil
Hasil pemeriksaan yang diperoleh bahwa sampel
udang yang diambil dari salah satu pasar positif mengandung formalin sebesar 3
mg/ml. pedagang menggunakan formalin untuk tetap menjaga kualitas udang yang
dijual untuk kepentingan pedagang
tersebut.
Sampel udang yang diperiksa tidak mudah busuk,
dan sedikit kenyal pada daging dengan tampilan yang selalu segar walaupun sudah
beberapa hari disimpan pada lemari pendingin.
Dalam permenkes No. 33 Tahun 2012 tentang bahan tambahan pangan
menyebutkan bahwa tidak boleh terdapat kandungan formalin didalam pangan,
dengan adanya formalin dalam makanan apabila manusia mengonsumsi dengan jumlah
yang banyak dan terlalu sering akan sangat berbahaya untuk dikonsumsi manusia
karena dapat menyebabkan masalah serius seperti diare bercampur darah, hingga
kematian.
D. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan
sampel udang tersebut positif mengandung formalin sebesar 3 mg/ml, sehingga
tidak aman untuk dikonsumsi karena melebihi batas maksimum yang telah
ditentukan dalam Permenkes No. 33 Tahun 2009.
E. Saran
Dalam memilih bahan pangan kita
harus berhati-hati karena belum tentu yang terlihat segar dan tidak mudah busuk
merupakan kualitas yang baik, bisa saja digunakan bahan-bahan yang berbahaya
untuk pengawetan.
PEMERIKSAAN KANDUNGAN BORAKS PADA KERUPUK JALA-JALA
Hari/tanggal : Jum’at,
11 Februari 2022
Waktu
: 14.00-16.00 WITA
Lokasi
: Laboratorium kimia jurusan kesehatan
lingkungan
A. Dasar Teori
Boraks (Na2B4O7.10 H2O) adalah kristal
putih yang dapat larut dalam air dingin membentuk natrium hidroksida dan asam
borat. Boraks mudah larut dalam air dan tidak berbau serta memiliki pH 9,5.
Boraks maupun asam borat sebenarnya digunakan dalam industri non pangan karena
memiliki sifat antiseptik dan biasa digunakan dalam industri farmasi sebagai
ramuan obat seperti salep, bedak, obat pencuci mata, obat oles mulut, solder,
bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik, dan pengontrol kecoa (Suhada dan
Rikky, 2012). Asam borat atau boraks (boric acid) merupakan zat pengawet
berbahaya yang tidak diizinkan digunakan sebagai campuran bahan makanan, boraks
dalam air berubah menjadi natrium hidroksida dan asam borat (Syah, 2005).
Senyawa-senyawa asam borat ini mempunyai
sifat-sifat kimia sebagai berikut : jarak lebur sekitar 171o C. Larut dalam 18
bagian air dingin, 4 bagian air mendidih, 5 bagian gliserol 85%, dan tidak
larut dalam eter. Kelarutan dalam air bertambah dengan penambahan asam klorida,
asam sitrat atau asam tartrat. Mudah menguap dengan pemanasan dan kehilangan
satu molekul airnya pada suhu 1000 C yang secara perlahan berubah menjad asam
metaborat (HBO2). Asam borat merupakan asam lemah dengan garam alkalinya bersifat
basa, mempunyai bobot molekul 61,83 berbentuk serbuk halus kristal transparan
atau granul putih tak berwarna dan tak berbau serta agak manis (Khamid, 2006).
Pengaruhnya terhadap organ tubuh
tergantung konsentrasi yang dicapai dalam organ tubuh, boraks merupakan racun
bagi semua sel. Kadar tertinggi tercapai pada waktu diekstraksi maka ginjal
merupakan organ yang paling terpengaruh dibandingkan dengan organ yang lain.
Dosis tertinggi yaitu 10-20 gr/kg berat badan orang dewasa dan 5 gr/kg berat
badan anak-anak (Saparinto dan Hidayati, 2006).
B. Hasil
Pada pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium kimia
Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar Jurusan Kesehatan
Lingkungan dengan jenis sampel yaitu kerupuk jala-jala dengan lokasi
pengambilan sampel pada salah satu warung
di kota Makassar hasil yang didapatkan negatif atau aman untuk di
konsumsi.
C. Analisa
Hasil
Pemeriksaan
kandungan boraks pada kerupuk jala-jala diperoleh hasil bahwa kerupuk tersebut
negative mengandung boraks, dari pengamatan kami kerupuk tersebut berwarna putih biasa dan
tidak mengkilap,dari tekstur tidak terlalu keras dan tidak berbau sehingga dari ciri-ciri umum dari hasil
pengamatan kami sampel kerupuk tersebut tidak mengandung boraks, selain itu
indikator utama negative mengandung boraks yaitu pada saat pemeriksaan dilaboratorim tidak
mengalami perubahan warna yang lebih terang pada kunyit. Sehingga kerupuk
tersebut aman untuk dikonsumsi.
D. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan didapatkan kerupuk jala-jala
tersebut tidak mengandung boraks, sehingga aman dan layak untuk dikonsumsi.
E. Saran
Sebaiknya bagi masyarakat khususnya para pedagang
untuk selalu mempertahankan kualitas kelayakan makanan yang dijual dengan
selalu memperhatikan bahan-bahan yang digunakan, agar tidak menimbulkan masalah
bagi banyak orang.
PEMERIKSAAN KANDUNGAN ARSEN PADA UDANG
Hari/tanggal : Jum’at,
11 Februari 2022
Waktu
: 14.00-16.00 WITA
Lokasi
: Laboratorium kimia jurusan kesehatan
lingkungan
A. Dasar Teori
Arsen (As) merupakan
bahan kimia yang bersifat metaloid beracun yang ada dalam berbagai bentuk
organik dan anorganik di alam. Metaloid adalah kelompok unsur kimia yang
memiliki sifat antara logam dan nonlogam, sulit dibedakan dengan logam
(Wikipedia, 2015). Di alam, bahan kimia ini terdapat di air, sedimen, dan biota
(UNEP, 1988). Konsentrasinya di air berada sangat rendah. Dibandingkan dengan
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. daerah ini merupakan daerah yang terhubung
dengan kegiatan pertambangan (Klumpp dan Peterson, 1979 dalam UNEP, 1988).
Produksi dan penggunaan As di dalam kegiatan industri merupakan salah satu
sumber pencemarannya di lingkungan. Industri-industri tersebut, antara lain,
adalah industri pengolahan bijih logam, industri pestisida, industri pertambangan,
industri pelapisan logam, dan proses penghilangan cat atau paint stripping
(Istriani dan Pandebesie, 2014).
Goulden (1952) dalam
Sukar (2003) mengemukakan bahwa salah satu industri tambang yang melakukan
pembakaran batubara dan pelelehan logam merupakan sumber utama pencemaran As di
udara. Studi di inggris menunjukan bahwa kadar rata-rata tahunan bahan kimia
ini di daerah perkotaan sebagai total suspended particulate (TSP) berkisar
antara 0,04 µg/m3 dan 0,14 µg/m3. Arsen juga digunakan dalam berbagai
keperluan, misalnya treatment penyakit syphilis (Rompas et al., 2009), di
bidang pertanian untuk pestisida (Garelick dan Jones, 2008; WHO, 1996; WHO,
2012).
Kontaminasi As di
lingkungan perairan laut memberikan dampak yang merugikan, terutama di daerah
di mana kegiatan industri yang membuang limbahnya yang mengandung As jenis
arsenous oxide/arsenite yang secara akut dan kronis beracun terhadap kehidupan
perairan laut (UNEP, 1988). Selanjutnya, karena senyawa As dalam jumlah yang
signifikan ditemukan pada organisme perairan laut; hal ini menimbulkan tanda
tanya mengenai risikonya terhadap manusia manakala mengkonsumsi makanan dari
laut.
B. Hasil
Pada pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium kimia
Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar Jurusan Kesehatan
Lingkungan pada
jenis sampel udang yang terdapat pada pasar salah satu yang terdapat pada kota
Makassar didapatkan hasil tidak mengandung (negatif) arsen.
C. Analisa Hasil
Dari hasil pemeriksaan
yang dilakukan di peroleh bahwa udang tersebut tidak terkontaminasi atau
negatif mengandung arsen (0) air pencucian udang oleh pedagang tidak
terkontaminasi arsenic sehingga pada pemeriksaan tidak ditemukan arsen pada
bahan pangan tersebut. kandungan arsen dalam air hanya sedikit, sehingga udang tersebut tidak
berbahaya untuk dikonsumsi manusia.
D. Kesimpulan
Hasil
yang diperoleh saat pemeriksaan, sampel udang yang diperiksa tidak
terkontaminasi arsen, sehingga udang tersebut layak untuk dikonsumsi.
E. Saran
Sebaiknya
dalam pencucian bahan- bahan pangan seperti udang menggunakan air yang bersih
untuk menghindari adanya logam pada air yang dapat mencemari bahan pangan yang
akan diolah.
PEMERIKSAAN KANDUNGAN MERKURI PADA UDANG
Hari/tanggal : Jum’at,
11 Februari 2022
Waktu
: 14.00-16.00 WITA
Lokasi
: Laboratorium kimia jurusan kesehatan
lingkungan
A. Dasar Teori
Merkuri merupakan salah satu logam berat yang
berbahaya dan dapat terjadi secara alamiah di lingkungan,sebagai hasil dari
perombakan mineral di alam melalui proses cuaca/iklim,dari air dan
angin.senyawa merkuri dapat di timbulkan dari udara ,tanah dan air dekat
tempat-tempat kotor dan berbahaya.merkuri dapat berkaitan dengan senyawa lain
seperti klorin,sulfur,atau oksigen membentuk senyawa atau garam merkuri
anorganik.umumnya merkuri ditemukan di alam dan dalam bentuk merkuri metalik
,merkuri sulfide,merkuri klorida dan metal merkuri.merkuri digunakan dalam
thermometer,barometer dan dalam amalgam gigi.merkuri sulfida dan merkuri oksida
digunakan sebagai pigmen cat.merkuri sulfide juga digunakan sebagai pigmen
untuk membuat tatoo.
Secara alami merkuri terjadi dalam beberapa bentuk di
lingkunganya alam biasanya di temukan berada pada ikan laut atau kekerangan
secara alamiah 0,1mg/kg dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui penyerapan
udara yang mengandung bau atau uap metalik merkuri atau saat mengkonsumsi
pangan yang tercemar merkuri. Pada saat manusi menghirup uap Merkuri 80%
Merkuri akan langsung masuk ke dalam darah dari paru-paru dan dengan cepat
menyerap ke organ tubuh lainnya termasuk otak dan ginjal.menghirup merkuri
organic dapat mempengaruhi otak dan fungsi lainya, dan akan menyebabkan
bermacam-macam gejala seperti mudah marah,suka gemetar,kehilangan
sensasi,kesulitan daya ingat otak yang tidak terorganisir dan lain-lain.apabila
kontak dengan kulit dapat menyebabkan alergi dan reaksi yang tergantung daya
tahan tubuh seseorang.
B. Hasil
Pada pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium kimia
Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar pada jenis sampel udang yang terdapat pada pasar salah satu
yang terdapat pada kota Makassar didapatkan hasil 0,15 mg/kg yang mana
menandakan positif mengandung merkuri.
C. Analisa Hasil
Dari
hasil pemeriksaan diperoleh bahwa sampel udang yang diperoleh dari salah satu
pasar di Kota Makassar positif terkontaminasi merkuri yaitu 0, 15 mg/kg. udang
terkontaminasi merkuri karena senyawa ini mencemari air pencucian udang, selain
air pencucian habitat udang yang tercemar merkuri akan mempengaruhi kandungan
udang tersebut. Didalam air merkuri berubah menjadi zat yang disebut dengan
metil merkuri yang berkaitan dengan protein dalam otot udang. Namun kandungan merkuri dalam udang tidak
melebihi batas maksimum yang telah ditetapkan, menurut SNI 7387 : 2009 batas
maksimum merkuri yaitu 1,0 mg/kg, sehingga dapat dikatakan bahwa udang tersebut
layak untuk dikonsumsi.
D. Kesimpulan
Dari
pemeriksaan yang dilakukan diperoleh hasil bahwa sampel udang tersebut positif
terkontaminasi merkuri yaitu 0,15 mg/kg, tetapi masih layak dan aman untuk
dikonsumsi karena tidak melebihi batas maksimum yang ditentukan menurut SNI
7387 : 2009 , dengan batas maksimum 1,0 mg/kg.
E. Saran
Sebaiknya
dalam memilih bahan pangan harus melihat tingkat kebersihan, selain itu padasaat
pengolahan harus mencuci dengan baik agar senyawa- senyawa seperti merkuri dapat
dihilangkan atau berkurang.
DAFTAR PUSTAKA
Alsuhendra, &
Ridawati. (2013). Bahan Toksik Dalam Makanan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Anonim. (2018, November 26). Waspadai 4 Bahan Berbahaya
dalam Pangan Berikut Ini! Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang. diakses
pada April 13, 2022, dari
https://ketahananpangan.semarangkota.go.id/v3/portal/page/artikel/Waspadai-4-Bahan-Berbahaya-dalam-Pangan-Berikut-Ini#:~:text=Rhodamin%20B%20adalah%20salah%20satu,makanan%20masih%20terdapat%20di%20lapangan
Florentina, E.
2014. Pengaruh Pemberian Metanil Yellow Peroral Dosis Bertingkat Selama 30
Hari Terhadap Gambaran Histopatologi Esophagus Mencit BALB/C. Karya Tulis
Ilmiah. Pendidikan Sarjana Kedokteran. Universitas Diponegoro.
Saputra, P. B., & DKK. (2013, Desember 13). Analisa
Kadar Formalin Pada Bahan Pangan. diakses pada April 13, 2022, dari SCRIBD:
https://www.scribd.com/doc/211449323/ANALISA-KADAR-FORMALIN-PADA-BAHAN-PANGAN
DOKUMENTASI
|
|
|
Gambar 1. Hasil pemeriksaan
Rhodamin-B pada kue bolu kukus |
|
|
|
Gambar 2. Hasil pemeriksaan
Methanyl Yellow pada es kiko |
|
|
|
Gambar 3. Hasil pemeriksaan
Boraks pada kerupuk jala-jala |
|
|
|
Gambar 4. Hasil pemeriksaan Formalin pada udang |
|
|
|
Gambar 5. Hasil pemeriksaan Merkuri pada udang |
|
|
|
Gambar 6. Proses pemeriksaan Arsen pada udang
|
👍🏻👍🏻👍🏻
BalasHapusPenulisannya bagus dan mudah di pahami gak kayak doi
BalasHapusMengapa bakteri E.Coli bisa ada di dalam makanan?
BalasHapusBagaimana cara membedakan udang yang mengandung formalin dan yang tidak mengandung formalin?
BalasHapus